Sabtu, 31 Desember 2022

Sarasehan Ansor : Indonesia "Darurat" Khilafah 

Sarasehan gelaran PAC Diwek mengenai ketokohan Gus Dur sebagai Bapak Bangsa
JOMBANG, KABARJATIM.CO.ID - KH Abdurrahman Wahid yang populer disapa Gus Dur ini memang sudah tiada, namun konsep dan pemikirannya hingga saat ini masih sangat relevan dengan kondisi bangsa dan negara saat ini. Meski Presiden ke-4 RI sudah wafat belasan tahun silam, ternyata masih banyak sebagian masyarakat Indonesia mengenangnya, terutama konsep pemikirannya yang mencintai pluralisme, kesetaraan, kebersamaan dan keberagaman. 

"Gus Dur merupakan sosok panutan bagi masyarakat Indonesia. Kalau bicara tentang Gus Dur gak ada habis-habisnya. Konsep pemikiran dan ajaran Gus Dur masih sangat relevan dengan kondisi bangsa dan negara saat ini. Gus Dur adalah bapak bangsa, penuh toleran terhadap semua suku, golongan dan agama," tutur narasumber Kyai Baidowi alias Mbah Bay yang diundang oleh PAC GP Ansor, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang dalam acara Sarasehan Haul ke-13 Almarhum Gus Dur, yang digelar di area parkir belakang Ponpes Tebu Ireng, Cukir, Jumat (30/12/2022) malam. 

Sarasehan yang dipandu moderator Aan alias Acep ini dihadiri puluhan undangan, di antaranya pengurus PAC Ansor Kecamatan Diwek, kyai, tokoh-tokoh muda milenial dan Banser. Hadir pula dalam sarasehan ini, dua tokoh cendekiawan muda Gus Mirza dari Ponpes Tebu Ireng serta Gus Zani Jati Rejo. Ketiga narasumber tersebut secara bergantian memberikan pencerahan kepada para peserta. Gus Mirza di antaranya materinya membahas tentang ketokohan Gus Dur yang sejak usia muda dihabiskan waktunya untuk belajar, baik di dunia pesantren maupun perguruan tinggi. 

"Gus Dur pernah belajar di Al Azhar Kairo. Gus Dur murni seorang kyai yang dibesarkan di pesantren. Gus Dur sosok yang sederhana. Konsep hidup sederhana sudah biasa diterapkan di pesantren-pesantren," ungkap Gus Mirza. 

Mirza mengaku mengenang Gus Dur saat di usia masih belia. "Waktu itu saya masih anak-anak. Saat Gus Dur dimakamkan di area dalam pondok yang datang melayat jumlahnya luar biasa dari mana-mana. Saking cintanya dengan Gus Dur, sampai ada warga kecemplung sungai lalu bergegas mendekati jasad Gus Dur kemudian salat," kenang Gus Mirza. 

Sementara itu, Gus Zani aktivis Ansor ini juga menyampaikan kisah Gus Dur yang menjadi panutan masyarakat Indonesia. "Gus Dur adalah Bapak Bangsa. Banyak warga negara luar negeri hanya mencintai agamanya, tapi tidak mencintai negaranya. Padahal mencintai negaranya itu penting sekali. Hubbul waton minal iman (mencintai tanah air bagian daripada iman, red). Gus Dur menerapkan konsep kebangasaan dalam bernegara. Menjujung tinggi kebersamaan dan keberagaman," ungkap Zani. 

Sarasehan yang diisi dialog ini, Mbah Bay kembali mengingatkan agar selalu mewaspadai gerakan radikalisme yang beridiologi khilafah. "Kita semua harus tetap waspada terhadap gerakan radikalisme khilafah. Kita lihat contohnya negara-negara kawasan Timur Tengah hancur porakporanda. Saya katakan di Indonesia saat ini darurat khilafah. Maka saya ingatkan kita semua harus tetap waspada. Khilafah harus kita lawan. Ideologi khilafah itu aliran takfiry yang membahayakan. Maka harus kita lawan," tegas Mbah Bay. 

Pihaknya menambahkan, Pancasila dan NKRI harga mati, yang tak bisa ditawar-tawar lagi. Pancasila merupakan satu-satunya azas bagi bangsa dan Negara Indonesia. Di penghujung acara, moderator Aan membuka dialog kepada para peserta, dengan mengajukan 7 orang penanya untuk mendapatkan doorprize berupa souvenir cantik. Aan menambahkan, sarasehan yang digagas PAC Ansor Diwek ini merupakan embrio yang diharapkan dapat dikuti oleh PAC-PAC Ansor se Kabupaten Jombang. (*) 

penulis    : agus pamuji

foto         : agus pamuji 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TERKINI

Space Available

Jadwal Penerbangan Bandara Juanda Surabaya