KH Sholeh : Salat Mencegah Perbuatan Keji dan Munkar
 |
Selain para peserta, tampak hadir sejumlah tokoh ulama yang menjadi pengurus di beberapa organisasi Islam, yakni Baznas Kabupaten Jombang, Perhimpunan Remaja Masjid Kabupaten Jombang, Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jombang, KUA Ploso serta takmir Masjid Baitul Makmur Rejoagung Ploso.
"Kegiatan ini kelanjutan dari pertemuan para imam dan khotib yang membahas bab salat sebelumnya di masjid agung, Alunalun Kota Jombang," kata Ustad Rosidin Siroju selaku panitia pelaksana kegiatan yang bekerjasama dengan pengurus Masjid Jamik Baitul Makmur, Rejoagung Ploso.
Rosidin mengatakan, pelatihan tata cara salat yang benar yang diikuti khusus para imam dan khotib masjid ini dinilai sangat penting agar dapat diikuti makmum saat salat berjamaah di masjid dan musala. Selain itu juga untuk kaderisasi dan regenerasi para imam dan khotib muda.
"Kalau kita lihat yang hadir ini rata-rata usia 50 tahun ke atas, tidak ada yang muda. Tapi pelatihan ini sebagai kaderisasi dan regenerasi imam dan khotib yang kelak digantikan oleh yang muda-muda. Jadi, imam-imam masjid yang usianya sudah tua akan diteruskan imam-imam yang lebih muda. Karena itu, materi ini menjadi sangat penting bagi para imam dan khotib masjid," tandas Rosidin.
Pihaknya menambahkan, kegiatan serupa ini ke depannya perlu dijadwalkan lagi secara berkala, misalnya tiga bulan sekali dalam setahun, dengan jumlah peserta diperbanyak. "Ya, ini usulan kami, pesertanya bisa dari Ibu-ibu dan tempatnya pindah-pindah," tuturnya.
Sebelum materi pokok tentang salat disampaikan oleh instruktur nasional dan penulis buku tuntunan salat sempurna DR KH M Sholeh Qosim, MSi dimulai, tokoh-tokoh ulama yang hadir seperti Ustad Ainul Yakin rois syuriah MWCNU Kecamatan Ploso, Ustad Didin Ahmad, Ustad H Masrukin dan Ustad Abdul Muis bergantian memberikan pencerahan mengenai fungsi masjid, imam, khotib serta dunia Islam pada umumnya.
"Arus utama perubahan di era milenium ini dipegang anak-anak muda antara usia 17 - 40 tahun," sebut Ustad Didin Ahmad-pengurus Baznas Kabupaten Jombang.
Didin menambahkan, perlunya regenerasi imam dan khotib di masjid-masjid diisi oleh anak-anak muda yang memiliki keilmuan agama yang mumpuni dan cerdas. Sementara itu, Ustad H Abdul Muis kepala KUA Ploso dalam kesempatannya mengatakan, tugas dan peranan KUA bukanya hanya mengurusi persoalan pernikahan saja, tapi ruang lingkupnya juga mengurusi soal wakaf serta pembinaan terhadap imam-imam masjid. Di sesi terakhir materi yang ditunggu-tunggu para peserta Forum Silaturahmi Khotib dan Pembinaan Imam Muda disampaikan oleh KH M Sholeh Qosim.
"Para imam dan khotib hendaknya memperhatikan betul tara cara salat dan gerakan salat yang benar sesuai yang dicontohkan Baginda Nabi Muhammad SAW," kata Qosim.
Kalau imamnya, lanjut dia, dalam memimpin salatnya sudah benar, maka makmumnya tinggal mengikutinya saja, misalnya dimulai dari berwudhu yang benar, bacaan niat, surat-surat yang dibacakan dalam salat, gerakan rukuk, sujud, duduk sampai terakhir ucapan salam Selain itu, seorang imam juga perlu memperhatikan kondisi para makmumnya.
"Misalnya imam sebelum memulai, perlu memperhatikan makmumnya dulu, kondisinya bagaimanan serta kesempurnaan shaf-shafnya. Jarak antara makmum tidak boleh terlalu renggang dan mepet," urainya. Qosim menegaskan, salat itu menjadi hal yang sangat penting dan mendasar dalam kehidupan umat Islam. Karena pertama kali yang diterima dalam amal ibadah seseorang yaitu tentang salat yang benar sesuai yang dicontohkan Baginda Nabi Muhammad SAW. Salat itu dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar. (*)
Reporter : Agus Pamuji
Foto : Agus Pamuji
Teks Foto : KH Sholeh (kanan) selaku instruktur nasional yang didatangkan dari Kota Sidoarjo memberikan kenangan berupa buku tuntunan salat sempurna kepada pengurus Masjid Baitul Makmur, H Masrukin di acara Forum Silaturahmi Imam dan Khotib Muda Kabupaten Jombang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar