Kamis, 21 Maret 2019

Terapi LSWT di RS MMC Surabaya (2)

Cari Penyebab DE, Terapi LSWT sebagai Pilihan Terakhir

Operator LSWT RS Manyar Medical Centre Surabaya
DOKTER Wisnu Laksamana, SpU adalah alumnus Universitas Airlangga,  menguraikan, ketika ada pasien datang dengan keluhan gangguan disfungsi ereksi (DE), maka langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan pemeriksaan secara holistik untuk mencari akar persoalan. 

Apakah gangguan tersebut berkaitan dengan psikososial, gangguan medis atau gabungan keduanya. Kasus pengaruh psikososial, misalnya bagaimana hubungan suami istri, lingkungan tempat kerja, lingkungan keluarga dan masalah kehidupan sosial lainnya. 

“Masalah kehidupan sosial pasien perlu kita gali, karena erat kaitannya dengan DE. "Banyak lo, orang DE itu disebabkan karena faktor psikis atau pikiran,” kata Wisnu. 

Dr Wisnu Laksamana SpU
Jika DE itu awalnya salah satunya melibatkan adanya masalah psikososial, kehidupan rumah tangga misalnya, maka penyelesaiannya akan melibatkan psikolog atau psikiater. 


“Jika ternyata masalah sudah terpecahkan baru kita evaluasi lagi secara menyeluruh tentang keluhannya,” tambah Wisnu. 

Tetapi jika hasil wawancara tersebut soal psikososialnya tidak ada masalah, maka baru bergeser ke persoalan teknis kesehatan, mulai pemberian obat sampai yang terakhir penggunaan alat LSWT. 

“Penggunaan LSWT sebagai pilihan terakhir,” papar Wisnu. Dia menjelaskan bahwa persoalan dasar DE bekaitan erat dengan pembuluh darah. Secara teknis, penis itu bisa ereksi karena dua pembuluh darah besar yang ada di sebelah kanan dan kiri batang penis tersebut terisi penuh oleh darah. 

Sehingga, jika ada gangguan pada kedua pembuluh dasar besar tersebut, maka dengan sendirinya ereksi akan terganggu. 

Menurut Wisnu ada beberapa penyakit yang biasannya menjadi pemicu munculnya DE, yaitu karena diabetes dan akibat kolesterol tinggi. Diabetes bisa menjadi pemicul terjadinya DE, karena penderita diabetes mengalami kerusakan pada pembuluh darah, sehingga pembuluh darah tidak bisa terisi darah secara maksimal. 

Sedang pada orang-orang yang memiliki kadar kolesterol tinggi, biasannya pada dinding pembuluh darah terdapat plag atau gumpalan yang hal ini membuat dua pembuluh darah yang jika ereksi kualitasnya terganggu. 

Jika menghadapi pasien dengan gejala dua jenis penyakit ini, maka ia akan memberikan konsultasi untuk solusinpenyakit dasar dulu terlebih dahulu. Yaitu dengan penanganan pengobatan penyakit dasar tersebut terlebih dulu. Setelah itu teratasi baru diberikan pengobatan DE dengan medikamentosa. Akan tetapi jika sudah diberi obat-obatan, ternyata tidak ada perubahan maka tindakan terakhir adalah mengunakan LSWT 

Cara kerja LSWT yakni dengan memberikan 300 kali tembakan dengan gelombang kejut di empa tempat masing-masing di kiri dan kanan batang penis serta di kiri kanan bawah buah zakar. 

"Tidak terasa sakit, cuma clekit clekit dikit. Terapi ini memakan waktu satu jam lamanya," jelas Wisnu. 

Tembakan gelombang kejut tersebut diharapkan lapisan dinding pembuluh darah yang rusak bisa mengelupas, kemudian dirangsang untuk membentuk sel baru sehingga kualitas pembuluh darah bisa kembali normal. 

Kualitas pembuluh darah di penis itu sendiri, lanjut Wisnu, bukan sekadar untuk mengeraskan atau mengencangkan penis saja, sekaligus untuk menjaga durasi hubungan intim bisa kembali normal. 

"Kalau kualitas pembuluh darah normal, maka darah beserta katupnya bisa menjaga agar durasi ereksi cukup lama," imbuhnya. 

Terapi LSWT ini dilakukan empat kali, masing-masing interval waktunya antara satu kali terapi dengan terapi berikutnya satu minggu lamanya. "Kalau dua kali belum ada terasa manfaatnya, tetapi begitu ketiga dan keempat biasanya pasien sudah merasakan ada perubahan," jelas Wisnu yang menambahkan, jika sudah membaik maka tidak diperlukan obat-obatan kecuali ada hal-hal tertentu. 

Sudah ada standar bahwa dikatakan hubungan seksual aktif itu bila hubungan seks dilakukan 2-3 kali seminggu dan masing-masing hubungan intim minimal durasinya tiga menit. Dan mencapai kepuasan, bila itu tidak terpenuhi maka masuk ranah disfungi seksual. 

Namun Wisnu menjelaskan kepada pasien lanjut usia, jangan berharap bahwa setelah dilakukan LSWT kemampuan seksualnya bisa kembali ketika masih usia 20 tahun. "Tentu tidak bisa, kita harus jelaskan terus terang. Usia seseorang akan berpengaruh terhadap organ-organ yang lainnya, tetapi bisa melakukan kegiatan seksual secara aktif dan membuat kualitas hidupnya lebih baik dengan tidak bergantung konsumsi obat terus menerus, itu yang diharapkan," kata Wisnu, yang tingkat keberhasilan LSWT mencapai 70-80 persen. 

Dia menegaskan, karena pasien yang ditangani sifatnya sangat personal, maka pihak RS Manyar Medical Centre Surabaya sendiri memperlakukan pasien gangguan seksual ini berbeda dengan pasien jenis sakit lainnya. Mulai pendaftaran sampai tempat pemeriksaan juga di ruangan tersendiri, sehingga pasien merasa lebih nyaman dan privasinya sangat terjaga. (*/ps-habis)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TERKINI

Space Available

Jadwal Penerbangan Bandara Juanda Surabaya